Postingan kali ini Elegimatik Blog akan membahas tentang model evaluasi illuminative. Seperti apakah model evaluasi illuminative itu? Sebelum itu mari membahas sedikit tentang evaluasi program. Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, melakukan interpretasi dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/ hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Pengertian Model Evaluasi Illuminative
Model illumnative ini lebih menekankan pada penilaian kualitatif. Model ini pada awalnya diperkenalkan oleh Hanley pada 1969, namun dikembangkan lebih lanjut oleh Parlett dan Hamilton pada tulisan mereka yang berjudul Evaluation as illumination: a new approach to study of innovatory programs. Pada akhirnya kedua tokoh ini dikenal sebagai tokoh evaluasi yang melahirkan model evaluasi illumnative. Banyak tokoh evaluasi lainnya yang merujuk kepada Parlett dan Hamilton ketika menggunakan model ini di antaranya Stenhouse dan Scrimshaw.
Parlett dan Hamilton mengatakan bahwa model ini tidak membatasi diri dalam pengumpulan datanya seperti pada evaluasi tradisional. Model ini memiliki fokus pada deskripsi daripada interpretasi angka dalam memprediksi penelitian. Hasil evaluasi yang dilaporkan bersifat deskripsi dan interpretasi, bukan pengukuran dan prediksi. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan evaluasi model ini lebih banyak menekankan pada penggunaan judgement.
Model evaluasi illumnative sangat bergantung pada data dari instrument observasi, wawancara, kuesioner/angket, dan sumber-sumber dokumen yang mendukung. Kombinasi dari analisis data triangulasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang realitas yang terjadi. Oleh karena itu, evaluasi dengan model ini memerlukan waktu yang banyak di lapangan. Fungsi evaluasi illumnative adalah sebagai input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian dan penyempurnaan sistem yang dikembangkan.
Tujuan Model Evaluasi Illuminative
Tujuan evaluasi model ini adalah mengadakan studi yang cermat terhadap sistem maupun program yang bersangkutan, yang meliputi:
- bagaimana implementasi program di lapangan;
- bagaimana implementasi dipengaruhi oleh situasi sekolah tempat program yang bersangkutan dikembangkan;
- apa kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahannya dan bagaimana program tersebut mempengaruhi pengalaman-pengalaman belajar para siswa.
Tahap dan Langkah-langkah Model Evaluasi Illuminative
Dalam langkah pelaksanaannya, model evaluasi illuminative memiliki tiga kegiatan. yaitu:
observe (observasi)
Observasi adalah kegiatan yang penting. Dalam observasi evaluator dapat mengamati langsung apa yang sedang terjadi pada suatu satuan pendidikan. Evaluator dapat melakukan studi dokumen, wawancara, penyebaran kuesioner, dan melakukan tes untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Isu pokok, kecenderungan, serta persoalan yang teridentifikasi merupakan pedoman bagi evaluator untuk masuk kedalam langkah berikutnya.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti ketika melaksanakan tahap observasi adalah dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung, misalnya keadaan kelas, kegiatan siswa dan guru, kegiatan transaksi, informasi tentang latar belakang subjek penelitian.
inquiry (inkuiri)
Dalam tahap inkuiri lanjutan ini evaluator tidak berpegang teguh terhadap temuannya dalam langkah pertama. Kegiatan evaluator dalam tahap ini adalah memantapkan isu, kecenderungan, serta persoalan-persoalan yang ada sampai suatu titik dimana evaluator menarik kesimpulan bahwa tidak ada lagi persoalan baru yang muncul. Peneliti tidak hanya mengetahui suatu program yang sedang diimplementasikan namun peneliti juga mencari tahu mengapa dan bagaimana program itu berjalan. Peneliti menghabiskan waktunya di lapangan untuk mencari tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan program yang diteliti. Langkah-langkah tahapan inkuiri adalah
- fokus pada pemilihan isu yang paling mengundang perhatian peneliti;
- menyaring daerah untuk mendapatkan informasi yang intensif dan berkelanjutan;
- pengamatan yang lebih sistematis dan dengan selektif.
explanation (penjelasan)
Dalam langkah memberikan penjelasan ini evaluator harus dapat menemukan prinsip-prinsip umum yang mendasari kurikulum di satuan pendidikan tersebut. Disamping itu evaluator harus dapat menemukan pola hubungan sebab akibat untuk menjelaskan mengapa suatu kegiatan dapat dikatakan berhasil dan mengapa kegiatan lainnya dikatakan gagal. Penjelasan merupakan hal penting dalam metode illuminative. Pada tahap ini, evaluator tidak hanya memberikan pertimbangan dan keputusan pada hasil penelitiannya, tetapi juga memperkaya data dengan cara menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa hal yang diteliti bisa terjadi.
Peneliti dapat melakukan langkah-langkah mencari prinsip dasar yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menemukan pola sebab akibat dari suatu program. Selain itu, peneliti memiliki temuan individual yang lebih mendalam untuk mempertimbangkan alternative keputusan terhadap data yang diperoleh.
Kelebihan dan Kelemahan Model Evaluasi Illuminative
Keunggulan:
Model ini memiliki keunggulan dalam melakukan penilaian atau evaluasi secara kontinu selama proses pelaksanaan pendidikan sedang berlangsung. Informasi yang didapatkan dari penelitian evaluasi dengan model ini valid karena pengumpulan data dan laporan hasil evaluasi singkat.
Kelemahan:
Model ini memiliki keterbatasan pada teknis pelaksanaannya, diantaranya:
- Kegiatan evaluasi tidak didahului oleh adanya perumusan kriteria secara eksplisit.
- Objektivitas evaluasi perlu diperhatikan.
- Adanya kecenderungan untuk menggunakan instrument yang terbuka, sehingga kurang spesifik dan terstruktur.
- Tidak menekankan pada pentingnya evaluasi terhadap program suatu kurikulum selama disusun dalam tahap perencanaan.
Referensi
Ismail, F. (2014). Model-Model Evaluasi Kurikulum. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1, 18-36..
Arifin, Zainal. (2010). Makalah Model-model Evaluasi Program. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI
Patton, M.Q. (2006). Metode Evaluasi Kualitatif, Terjemahan Budi Puspo Priyadi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Artikelnya sangat membantu, semoga tetap terus membagikan artikel-artikel yang bermanfaat
BalasHapus