Langsung ke konten utama

IP Address, CIDR, dan VLSM

Laporan Praktikum 4 Jaringan Komputer

A.   TUJUAN PRAKTIKUM
a.  Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
b.  Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
c.  Memahami teknik penggunaan subnet mask.


B.   SKENARIO PRAKTIKUM

Suatu jaringan pada sebuah perkantoran koperasi memiliki 3 divisi, yaitu divisi usaha, keuangan, dan admin  ingin membagi jaringannya menjadi 3 subnet sesuai jumlah  divisi dan masing-masing divisi tidak dapat saling berhubungan atau berkomunikasi melalui jaringan lokal.

C.   DASAR TEORI
1.      Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas) banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit, jadi CIDR merupakan teknik pendistribusian IP address dari IP Public.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefix-nya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node.
Contoh lain untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18. Angka /18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan ini adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node. Setelah CIDR digunakan, broadcast address tidak harus selalu berakhir dengan nilain 255.
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask default-nya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Network ID : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa jumlah subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:

Cara menghitung subnet untuk network class C
Diketahui network id pada jaringan tersebut adalah 192.168.1.0, yang jika dikonversi menjadi angka biner menjadi seperti berikut ini:
Desimal Biner
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
Dan subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0, yang jika dikonversi menjadi angka biner akan menjadi seperti berikut ini;
Desimal Biner
255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000
Semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Tujuan dari jaringan tersebut diatas adalah untuk memecah jaringan besar diubah menjadi 2 sub jaringan yang lebih kecil lagi cakupan user yang dilayani. Untuk membuat subnetwork langkah-langkah sebagai berikut;
1) Menghitung jumlah subnet.
Jumlah subnet = 2x
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 21 = 2 subnet.
2) Menghitung jumlah host per subnet.
Jumlah host per subnet = 2y - 2
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada octet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 – 2 = 126. Host menghitung jumlah blok subnet. Menentukan alamat host dan broadcast yang valid.
1)    Menghitung Blok Subnet.
Blok Subnet Class C = 256 – nilai oktet terakhir subnet mask
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Sehingga blok subnet-nya adalah kelipatan dari 128. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 128.
2)   Mencari host dan broadcast yang valid.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.128
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.129
Host Terakhir
192.168.1.126
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.127
192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 126 host (komputer). Masingmasing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

2.      VLSM (Variable length Subnet Mask)
VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak dikenal di internet, adapun keuntungan dari subnetting vlsm :
a.    Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)
b.    Teroptimasinya untuk kerja jaringan (optimized network performance)
c.    Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)
d.    Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance)
e.    Menghemat ruang alamat.

VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class. Sebagai contoh, suatu jaringan menggunakan class C dengan alamat network 192.168.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 subnet dengan rincian sebagai berikut :
Subnet #1 : 50 host
Subnet #2 : 50 host
Subnet #3 : 50 host
Subnet #4 : 30 host
Subnet #5 : 30 host
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnet-nya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host dalam satu subnet.
Untuk itu digunakan VLSM untuk membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnet 255.255.255.224. Sehingga akan diperoleh 5 subnet dengan subnet pertama sampai ketiga maksimal 64 host dan subnet empat sampai lima maksimal 32 host. Teknik VLSM ini akan dapat mengurangi beban atau pemborosan IP pada suatu perusahan atau gedung yang akan membangun suatu jaringan. Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut, misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Cara Perhitungan Menggunakan VLSM.
Diketahui  alamat  network  192.168.32.0,  karena  masuk  ke  dalam  kelompok  ip kelas C maka subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0.
Desimal
Biner
192.168.32.0
11000000. 10101000. 00100000. 00000000
255.255.255.0
11111111. 11111111. 11111111. 00000000

pertama adalah kita tentukan berapa netmask yang akan digunakan untuk 3 divisi yang jumlah  client  maksimumnya  adalah  50  client  atau  50  host.  Jika  menggunakan  teknik  subnetting  CIDR  paling  memungkinkan  adalah menggunakan netmask 255.255.255.192 dengan maksimal host adalah 62, dengan rincian sebagai berikut,
a)     Jumlah subnet
n = 2x
n = 22
n = 4
b)   Jumlah host tiap subnet
Host = 2y – 2
Host = 26 – 2
Host = 62 host
c)   Menentukan blok subnet dengan perhitungan : 256 – 192 = 64
Sehingga  diperoleh  blok  subnet  adalah  kelipatan  dari  angka  64  dimulai  dari 0. Diperoleh 0, 64, 128, dan 192. 
Jika  menggunakan  netmask  255.255.255.192  untuk  divisi  keuangan,  tata  usaha dan R&D sudah lebih dari cukup karena kebutuhan host per divisi masimal hanya 50 host. Bagaimana  untuk  divisi  HRD  dan  pelayanan  dimana  jumlah  host  per  divisinya adalah 30 sedangkan hanya tersisa satu subnet dengan maksimum host 62. Jika dilihat dari jumlahnya mungkin divisi HRD dan pelayanan dapat digabung dan menggunakan subnet  ke  #4,  namun  apakah  sesuai  scenario?  Jawabnya  tidak,  kedua  divisi  tersebut masih  dapat  berkomunikasi  melalui  jaringan  local.  Langkah  yang  harus  dilakukan adalah  memecah  lagi  subnet  terakhir  menjadi  2  buah  subnetwork  atau  subnet  baru akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. 
Maka  dilakukan  teknik  subnetting  lagi  untuk  subnet  terakhir  #4  dengan  network
atau alamat jaringan 192.168.32.192.
Karena  yang  dibutuhkan  adalah  30  client  maka  rumus  yang  digunakan  terlebih dahulu adalah;
2y – 2 = 30
2y = 32
y = 5
dimana y tersebut adalah jumlah angka binary 0 pada octet terakhir netmask kelas C. Dengan  demikian  dapat  diperoleh  berapa  jumlah  angka  binary  1  pada  octet  terakhir netmask tersebut. 
Kemudian  dihitung  blok  subnet  dengan  rumus  256-224  =  32.  Maka  diperoleh kelipatan  blok  subnet-nya  adalah  32,  namun  tidak  dimulai  dari  0  melainkan  dimulai dari  192  sesuai  dengan  nomor  jaringan  pada  subnet  terakhir  yang  dipecah. Sehingga diperoleh  blok  subnet  192  dan  224.  Dari  data  tersebut  maka  dibuatlah tabel  sebagai berikut,
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh tabel sebagai berikut,

D.   ALAT DAN BAHAN
Software Simulasi Cisco Paket Tracert

E.   LANGKAH KERJA
a.    Membuka aplikasi Cisco paket tracert 5.3
b. Mengklik  icon end devices pada menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa komputer.
c.    Kemudian  memilih  devices  yang  ada  di  sebelah  kanan  sidebar  end  devices  untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja..
d.   Misalkan  kita  pilih  pc,  klik  icon  pc  kemudian  drag  and  drop  pada  worksheet  atau  lembar kerja dan buat seperti gambar dibawah ini.
e. Menyesuaikan  pemasangan ip address dengan gambar diatas. Kemudian menguji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan  ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas  maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet.
f.     Selesai.

F.    PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOTING
a. Kesalahan menggunakan kabel pada Software Simulasi Cisco Paket Tracert seharusnya menggunakan kabel straight
b.    Kesalahan dalam memberi alamat atau biasa kita sebut ip address ataupun salah member subnet mask pada perangkat atau PC sehingga menyebabkan PC satu dengan yang lainnya tidak dapat saling terhubung dalam suatu jaringan.

G.  HASIL DISKUSI
a.   (Pendalaman teknik CIDR) menghitung subnet dari 210.103.45.0/28! Membuat simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer !
Hasil :
Diketahui network id : 210.103.45.0/28
subnet mask default-nya = 255.255.255.0
konversi ke biner
255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000
Karena netmasknya 28 maka,
                        Subnet masknya =  11111111.1111111.111111.11110000 = 255.255.255.240

1)      Menghitung jumlah subnet.
x = jumlah angka 1 pada oktet terakhir kelas C-nya adalah 4, maka
Jumlah subnet = 2= 24 = 16

2) Menghitung jumlah host per subnet.
11111111.11111111.11111111.11110000 à 225.255.255.240
y=jumlah angka 0 pada octet terakhir, maka
2y – 2
24-2 = 14
                        Jadi jumlah host per subnet adalah 14 host

3)   Menghitung Blok Subnet.
Blok Subnet = 256 – 240 = 16.
Sehingga blok subnet-nya adalah kelipatan dari 16.
Jadi subnet lengkapnya adalah 0,16, 32, 48, 64, 80,  96,  112,  128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, 240.

4)      Mencari host dan broadcast yang valid.

1
2
3
4
Subnet
210.103.45.0
210.103.45.16
210.103.45.32
210.103.45.48
Host Pertama
210.103.45.1
210.103.45.17
210.103.45.33
210.103.45.49
Host Terakhir
210.103.45.14
210.103.45.30
210.103.45.46
210.103.45.62
Broadcast
210.103.45.15
210.103.45.31
210.103.45.47
210.103.45.63


5
6
7
8
Subnet
210.103.45.64
210.103.45.80
210.103.45.96
210.103.45.112
Host Pertama
210.103.45.65
210.103.45.81
210.103.45.97
210.103.45.113
Host Terakhir
210.103.45.78
210.103.45.94
210.103.45.110
210.103.45.126
Broadcast
210.103.45.79
210.103.45.95
210.103.45.111
210.103.45.127



9
10
11
12
Subnet
210.103.45.128
210.103.45.144
210.103.45.160
210.103.45.176
Host Pertama
210.103.45.129
210.103.45.145
210.103.45.161
210.103.45.177
Host Terakhir
210.103.45.142
210.103.45.158
210.103.45.174
210.103.45.190
Broadcast
210.103.45.143
210.103.45.159
210.103.45.175
210.103.45.191


13
14
15
16
Subnet
210.103.45.192
210.103.45.208
210.103.45.224
210.103.45.240
Host Pertama
210.103.45.193
210.103.45.209
210.103.45.225
210.103.45.241
Host Terakhir
210.103.45.206
210.103.45.222
210.103.45.238
210.103.45.254
Broadcast
210.103.45.207
210.103.45.223
210.103.45.239
210.103.45.255

5)      Simulasi Pada Packet Tracert :
Mencoba ping dari PC 0 à ip address : 210.103.45.1 dengan
         PC 1 à ip address : 210.103.45.2
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from…
-          Hal menunjukkan bahwa PC 0 dan 1 bisa terhubung dan bisa berkomunikasi.
Karena berada pada network yang sama yaitu 210.103.45.0

Sedangkan saat mencoba ping dari PC 0 à  ip address : 210.103.45.1 dengan
PC 4 à ip address : 210.103.45.193
Pesan yang ditampilkan adalah Request Time Out
-  Menunjukkan bahwa PC 0 dan PC 4 tidak bisa terhubung dan tidak bisa saling berkomunikasi karena berada pada network yang berbeda.

b.      [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A,  B,  C,  D  dan  E.  Divisi  A  terdiri  dari  300  komputer,  divisi  B  terdiri  dari  250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi  E  terdiri  dari  140  komputer.  Setting  ip  address  5  buah  komputer  dengan  network  atau  nomor  jaringan  awal  adalah  172.200.0.0. 
Hasil :
Diketahui
Ip address awal yang diminta adalah 172.200.0.0 à merupakan kelas B
Ip address yang diperlukan setiap divisi :             A à 300                               
                                                                         B à 250
                                                                         C à 200
                                                                         D à 140
                                                                         E à 140

1)      Menghitung jumlah host
    A à 300 host
2y-2 = 512 (tidak boleh kurang dari 300 host dan yang memenuhi adalah 512)
2y=512+2
2y=514
y= 9 (adalah jumlah angka 0 pada octet terakhir)
Jadi kita mendapatkan Subnet mask nya :
     11111111.11111111.11111110.00000000 à 255.255.254.0
     Jadi ip address yang kita dapat adalah :
     Subnet                         : 172.200.0.0/23
     Host Pertama              : 172.200.0.1/23
Host Terakhir              : 172.200.1.254/23
Broadcast                    : 172.200.1.255/23                 
Simulasi Pada Packet Tracert  
PC dengan ip 172.200.1.1 melakukan ping pada PC dengan ip 172.200.1.255 dan PC dengan ip 172.200.0.1 .
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from… yang artinya proses ping berhasil dan ketiga PC tersebut dapat saling terhubung.

                        B à 250 host
2y-2 = 256
(tidak boleh kurang dari 250 host dan yang memenuhi adalah 256)
2y=256+2
2y=258
y= 8 (adalah jumlah angka 0 pada octet terakhir)
     Jadi kita mendapatkan Subnet mask nya :
     11111111.11111111.11111111.00000000 à 255.255.255.0
     Jadi ip address yang kita dapat adalah :
     Subnet                         : 172.200.2.0/24
     Host Pertama              : 172.200.2.1/24
Host Terakhir              : 172.200.2.254/24
Broadcast                    : 172.200.2.255/24     
Simulasi pada Packet Tracert :
PC dengan ip 172.200.2.10 melakukan ping pada PC dengan  ip 172.200.2.254 dan PC dengan ip 172.200.2.1 .
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from… yang artinya proses ping berhasil dan ketiga PC tersebut dapat saling terhubung.

C à 200 host
2y-2 = 256
(tidak boleh kurang dari 200 host dan yang memenuhi adalah 256)
2y=256+2
2y=258
y= 8 (adalah jumlah angka 0 pada octet terakhir)
     Jadi kita mendapatkan Subnet mask nya :
     11111111.11111111.11111111.00000000 à 255.255.255.0
     Jadi ip address yang kita dapat adalah :
     Subnet                         : 172.200.3.0/24
     Host Pertama              : 172.200.3.1/24
Host Terakhir              : 172.200.3.254/24
Broadcast                    : 172.200.3.255/24     
Simulasi pada Packet Tracert 
PC dengan ip 172.200.3.254 melakukan ping pada PC dengan ip 172.200.3.1 dan PC dengan ip 172.200.3.10.
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from… yang artinya proses ping berhasil dan ketiga PC tersebut dapat saling terhubung.

D à 140 host
2y-2 = 256 (tidak boleh kurang dari 140 host dan yang memenuhi adalah 256)
2y=256+2
2y=258
y= 8 (adalah jumlah angka 0 pada octet terakhir)
Jadi kita mendapatkan Subnet mask nya :
            11111111.11111111.11111111.00000000 à 255.255.255.0
            Jadi ip address yang kita dapat adalah :
            Subnet                         : 172.200.4.0/24
            Host Pertama              : 172.200.4.1/24
            Host Terakhir              : 172.200.4.254/24
            Broadcast                    : 172.200.4.255/24
           Simulasi pada Packet Tracert
PC dengan ip 172.200.4.50 melakukan ping pada PC dengan  ip 172.200.4.1 dan PC dengan ip 172.200.4.10. 
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from… yang artinya proses ping berhasil dan ketiga PC tersebut dapat saling terhubung.
  
   E à 140 host
2y-2 = 256 (tidak boleh kurang dari 140 host dan yang memenuhi adalah 256)
2y=256+2
2y=258
y= 8 (adalah jumlah angka 0 pada octet terakhir)
Jadi kita mendapatkan Subnet mask nya :
11111111.11111111.11111111.00000000 à 255.255.255.0
Jadi ip address yang kita dapat adalah :
Subnet                      : 172.200.5.0/24
Host Pertama            : 172.200.5.1/24
Host Terakhir            : 172.200.5.254/24
Broadcast                  : 172.200.5.255/24
Simulasi pada Packet Tracert 
PC dengan ip 172.200.5.50 melakukan ping pada PC dengan  ip 172.200.5.10 dan PC dengan ip 172.200.5.254.
Pesan yang ditampilkan adalah Reply from… yang artinya proses ping berhasil dan ketiga PC tersebut dapat saling terhubung.

H.  KESIMPULAN
VLSM merupakan bentuk lain dari teknik subnetting yang digunakan berdasarkan banyak host yang ingin dibuat. Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan VLSM adalah mengurangi lalu lintas jaringan, teroptimasinya untuk kerja jaringan pengelolaan yang disederhanakan, membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh, serta mengemat ruang alamat.

I.      DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, terima kasih...